Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf.
Hadirnya tokoh
panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para budayawan Indonesia
(tepatnya budayawan Jawa) untuk memperkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini
tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap
makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan.
Dalam disertasinya berjudul Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche Tooneel (1897), ahli sejarah kebudayaan Belanda Dr. GA.J. Hazeau menunjukkan keyakinannya bahwa wayang merupakan pertunjukan asli Jawa. Pengertian wayang dalam disertasi Dr. Hazeau itu adalah walulang inukir (kulit yang diukir) dan dilihat bayangannya pada kelir. Dengan demikian, wayang yang dimaksud tentunya adalah Wayang Kulit seperti yang kita kenal sekarang.
Penyebaran Budaya :
- Yogyakarta
- Surakarta
- Banyumas
- Bali
- Banjar(Kalimantan Selatan)
- Palembang(Sumatra Selatan)
- Betawi(Jakarta)
- Cirebon(Jawa Barat)
Fakta :
- Wayang kulit telah diakui UNESCO sebagai budaya warisan dunia yang berasal dari Indonesia.
- Salah satu dalang wayang kulit top Indonesia Ki Manteb Soedharsono pernah memecahkan rekor MURI dengan mendalang 24 jam 28 menit tanpa istirahat.
- Wayang kulit terbuat dari kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar